.:. Modul Resmi Kemdikbud Pendidikan Kesetaraan - Kejar Paket A B dan C https://emodul.kemdikbud.go.id/ .:.

Rabu, 27 Juli 2022

Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan


Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Youtube: seTara Daring




[Bapak Muh. Yusri Saad] 


CONTOH DESAIN KURIKULUM OPERASIONAL

- Cover (Judul, NSPN, Alamat Satuan Pendidikan)

- Halaman Pengesahan 

- Kata Pengantar (Akan menggunakan kurikulum apa saja? Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka, atau gabungan keduanya?)

- Daftar Isi 

A. Karakteristik Satuan Pendidikan 

B. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan 

C. Pengorganisasian Pembelajaran 

D. Perencanaan Pembelajaran 

E. Evaluasi, Pendampingan, dan Pengembangan Profesional (Kurikulum sudah diterapkan secara benar?)

- Lampiran 

Poin A-D wajib ada di dalam kurikulum operasional. Cover, halaman pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi memang tidak wajib ada, namun sebaiknya tetap dicantumkan (minimal cover). Desain kurikulum operasional di atas hanya contoh, boleh diikuti, diadaptasi, maupun diadopsi. Contoh di atas hanya urutan logis saja.


A. KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN 

1. Peserta didik (data/kondisi riil peserta didik saat ini pada Paket A, Paket B, Paket C) 

2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3. Sosial, Ekonomi, dan Budaya Satuan Pendidikan

Boleh dalam bentuk bagan, flowchart, tabel, narasi maupun lainnya. 


B. VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN 

1. Visi (upaya atau layanan yang dilakukan untuk mencapai misi)

2. Misi (melaksanakan, melakukan, dll) 

3. Tujuan (menggambarkan hasil atau sesuatu yang bisa terukur, selaras dengan misi dan strategi satuan pendidikan, bisa diisi tujuan pendidikan secara umum ataupun tujuan masing-masing Program Paket A B C)

Tinjau kembali apakah visi, misi, dan tujuan masih relevan atau tidak. Jika sudah tidak relevan, sebaiknya diperbaharui.


C. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN 

Sebelum merancang elemen struktur di bawah ini (intrakulikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler), tentukan dahulu pendekatan pembelajaran yang akan digunakan di satuan pendidikan (pendekatan mata pelajaran, tematik, intergratif, atau sistem blok). Berdasarkan pendekatan itu, akan tergambar struktur kurikulumnya. Lihat contoh di buku panduan.

1. Struktur Kurikulum Kelompok Mata Pelajaran Umum (Intrakurikuler) 

Melakukan pemetaan dan menetapkan SKK di setiap fase pada masing-masing jenjang (Paket A, Paket B, Paket C) berdasarkan struktur kurikulum sesuai regulasi yang mengatur Kurikulum Merdeka. 

CONTOH PENGORGANISASIAN INTRAKURIKULER PENETAPAN SKK BERDASARKAN PENDEKATAN MAPEL

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (Kokurikuler) 

P5: Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

P4: Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Penguatan Profil Pelajar Pancasila di pendidikan kesetaraan dilakukan melalui program Pemberdayaan dan Keterampilan. Kegiatan P4 berupa projek yang mengacu pada profil pelajar Pancasila, sekurang-kurangnya meliputi tema, dimensi (elemen, dan subelemen), kelas berapa dilaksanakan, dan alokasi waktu pada tahun pelajaran tersebut. 

Dimensi P5:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia 

2. Kebhinnekaan global

3. Bergotong royong

4. Kreatif

5. Bernalar kritis 

6. Mandiri 

Di sekolah formal atau reguler, P5 tidak dilakukan di mata pelajaran tertentu. P5 merupakan kegiatan sendiri di luar mata pelajaran. 

P5 di pendidikan kesetaraan boleh dilaksanakan di program Pemberdayaan sendiri atau Keterampilan sendiri atau boleh juga digabung secara hibrid (Pemberdayaan dan Keterampilan digabung dalam satu projek). Program Pemberdayaan dan Keterampilan sebenarnya program yang saling melengkapi antara softskill dan harskill. Oleh karena itu, disarankan projek Pemberdayaan dan Keterampilan digabung. Dimensi P5 yang telah ditentukan akan lebih sering muncul di beberapa projek. Softskill dan harskill peserta didik lebih terasah karena dimensinya muncul kembali. Selain itu, dengan mode hibrid (penggabungan Pemberdayaan dan Keterampilan) jumlah SKK yang digunakan tidak terlalu banyak. Satuan pendidikan bisa melakukan projek lebih banyak daripada jika Pemberdayaan saja atau Keterampilan saja. Alokasi waktu menjadi lebih maksimal. 

Contoh P5 adalah tata boga, hidroponik, fotografi, dll.

CONTOH PENGORGANISASIAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

3. Ekstrakurikuler 

Satuan pendidikan menetapkan kegiatan ekstrakurikuler seperti sablon, majalah dinding, bela diri, musik, pramuka, dll. Bisa menggunakan tabel atau narasi yang berisi nama ekstrakulikuler, deskripsi. dan waktu pelaksanaan. 

Nama kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler bisa jadi sama. Perbedaannya adalah kegiatan kokurikuler wajib diikuti oleh semua peserta didik sesuai dengan kelas dan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pastinya kegiatan P5 berupa projek, lebih kompleks daripada kegiatan ekstrakulikuler.

 

D. PERENCANAAN PEMBELAJARAN  

Perencanaan pembelajaran dilaksanakan pada ruang lingkup satuan pendidikan dan ruang lingkup kelas.

1. Ruang Lingkup Satuan Pendidikan 

Berupa Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) atau dulunya disebut Silabus. Pahami Capaian Pembelajaran (CP) terlebih dahulu, rumuskan Tujuan Pembelajaran (TP), kemudian susun ATP. 

Berikan satu contoh Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Sertakan di lampiran bagaimana cara menurunkan Capaian Pembelajaran (CP) menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) kemudian menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). 

CP → TP → ATP 

2. Ruang Lingkup Kelas 

Berupa Modul Ajar atau dulunya disebut RPP. 

Berikan satu contoh Modul Ajar yang sesuai dengan contoh ATP sebelumnya. Misal, contoh ATP sebelumnya adalah Bahasa Indonesia, maka contoh Modul Ajarnya juga Bahasa Indonesia. Ambil satu ATP saja untuk diturunkan menjadi Modul Ajar atau RPP.

Bagi satuan pendidikan yang belum mahir membuat ATP dan Modul ajar, boleh menggunakan secara utuh, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh yang disediakan oleh pusat di Platform Merdeka Mengajar (PMM), tinggal diunduh dan dimasukkan ke dalam kurikulum operasional.

Untuk Perencanaan Pembelajaran ruang lingkup sekolah (ATP) intrakulikuler (mata pelajaran umum) maupun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, format tabelnya sama.

- Capaian Pembelajaran (CP)

- Elemen CP 

- Tujuan Pembelajaran (TP) 

- Asesmen 

- Sumber Belajar 

Lihat contoh gambar di bawah ini. 

Contoh Perencanaan Pembelajaran Ruang Lingkup Sekolah Mata Pelajaran Umum

Contoh Perencanaan Pembelajaran Ruang Lingkup Sekolah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Format tabel untuk Perencanaan Pembelajaran ruang lingkup kelas (Modul Ajar/RPP), baik intrakulikuler (mata pelajaran umum) maupun P5. 

- Tujuan Pembelajaran 

- Langkah Kegiatan 

- Asesmen 

- Sumber Belajar Perangkat Ajar 

Lihat contoh gambar di bawah ini.

Contoh Perencanaan Pembelajaran Ruang Lingkup Kelas Mata Pelajaran Umum

Contoh Perencanaan Pembelajaran Ruang Lingkup Kelas Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


E. EVALUASI, PENDAMPINGAN, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL 

1. Evaluasi  

Merumuskan tujuan evaluasi pembelajaran untuk mengukur keberhasilan pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran 

Melakukan diskusi dengan sesama pendidik terkait strategi pembelajaran yang sudah dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi 

Untuk satuan pendidikan yang sudah menyusun KOSP sebelumnya bisa melakukan evaluasi dokumen KOSP yang sudah disusun. 

2. Pendampingan dan Pengembangan Profesional 

Kepala satuan pendidikan atau penilik memberikan pendampingan dengan startegi coaching untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. 

Membuat jadwal diskusi untuk memperoleh solusi atas kendala-kendala yang dihadapi. 

Lihat contoh gambar di bawah ini. 

CONTOH EVALUASI , PENDAMPINGAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL


 LAMPIRAN 

- Contoh merumuskan alur tujuan pembelajaran mata pelajaran 

- Contoh perencanaan pembelajaran dan modul ajar mata pelajaran 

- Contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila

- Hal-hal yang dianggap esensial lainnya


Sebelumnya: Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Selanjutnya: Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka

 

Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Selasa, 19 Juli 2022

Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka


Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Youtube: seTara Daring




[Bapak Muh. Yusri Saad] 


Kurikulum operasional pada kurikulum 2013 disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada Kurikulum Merdeka penyebutannya cukup Kurikulum Operasional (KOS).


Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan: 

1. Berpusat pada peserta didik 

Pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah. 

Peserta didik di PKBM/SKB lebih unik daripada di sekolah formal sehingga penyusunan kurikulum operasional harus berdasarkan kebutuhan mereka. Peserta didik sebagian besar berasal dari kalangan yang tidak mampu, putus sekolah, bekerja, dll. Masing-masing peserta didik membawa keunikan masing-masing. Ada yang datang sekali seminggu, dua kali seminggu, dll.

2. Kontekstual 

Kurikulum operasional menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB). 

Kurikulum operasional harus sesuai dengan kondisi riil. Kondisi di satuan pendidikan jangan dinaikkan untuk menaikkan kredibilitas atau diturunkan untuk mendapatkan bantuan, harus sesuai dengan data yang valid dan fakta yang berlaku

3. Esensial 

Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional. 

Segala Peraturan Menteri tidak perlu dimasukkan. 

4. Akuntabel 

Kurikulum operasional dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual seperti jumlah peserta didik yang sebenarnya. 

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan 

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya. 


Langkah-langkah penyusunan kurikulum operasional (bagi yang belum pernah sama sekali menyusun kurikulum operasional di satuan pendidikan)

1. Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan 

2. Merumuskan visi, misi, dan tujuan 

3. Menentukan pengorganisasian pembelajaran

4. Menysusun rencana pembelajaran 

5. Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional 

Nomor 1-4 merupakan inti dari kurikulum operasional sehingga harus ada di batang tubuh kurikulum, yang lainnya boleh ada atau tidak, boleh ditaruh di batang tubuh atau di lampiran saja. Contoh yang bisa ditaruh di lampiran adalah kalender akademik dan rencana kerja sekolah. Kurikulum operasional diharapkan setipis mungkin dan bisa dibuat dalam bentuk buku saku sehingga bisa dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan (calon peserta didik maupun orangtuanya). Nomor  3-5 dievaluasi per semester atau per tahun. Desain kurikulum operasional maupun sistematikanya diserahkan ke masing-masing satuan pendidikan.


Langkah-langkah peninjauan dan revisi kurikulum operasional: 

1. Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan: tinggal memperbaharui data yang ada

2. Meninjau visi, misi, dan tujuan: masih relevan atau tidak

3. Meninjau pengorganisasian pembelajaran

4. Menyusun rencana pembelajaran 

5. Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan 

Prinsip-prinsip analisis: 

- Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan (peserta didik; kondisi sosial, budaya, dan ekonomi; Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

- Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan 

- Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data 

- Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi

Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi: 

- Kuesioner 

- Wawancara 

- Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion (FGD) 

- Observasi 

- Rapor pendidikan 



Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan  

Visi: 

- Apakah visi menggambarkan harapan seluruh warga satuan pendidikan?

- Apakah visi menyatakan tujuan besar yang ingin dicapai satuan pendidikan? 

- Apakah visi sudah berpusat pada peserta didik? 

Misi: 

- Apakah misi jelas menyatakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi? 

- Apakah semua warga satuan pendidikan memahami hal-hal yang menjadi prioritas untuk mencapai visi?

Tujuan satuan pendidikan:

- Apakah tujuan sudah secara jelas menyatakan hasil aksi yang perlu dilakukan untuk mencapai misi? 

- Apakah cara/strategi untuk mencapai misi realistis untuk dijalankan? 

- Tulis tujuan masing-masing Paket A, Paket B, dan Paket C (harusnya berbeda-beda) 



Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran  

Satuan pendidikan menyusun pembelajaran yang meliputi: 

1. Intrakurikuler 

Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, penetapan mata pelajaran yang akan diujikan oleh LPA (minimum 3 mata pelajaran yang ditetapkan oleh LPA sesuai dengan penjenjangan dari negara LPA) dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK atau Magang untuk SLB. 

Sebelum melakukan pengorganisasian intrakulikuler, tetapkan pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan (mata pelajaran, tematik, terintegrasi, dan sistem blok) beserta alasanya.

2. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Kegiatan kokurikuler yang dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase. 

Beri gambaran umum. Minimal ada nama projeknya, kelas berapa, semester berapa, tema apa, elemen dan subelemennya apa, kapan dilaksanakan, beserta berapa SKK (alokasi waktu).

3. Ekstrakurikuler 

Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. 

Tuliskan ekstrakulikuler apa saja yang ada di satuan pendidikan. Contoh: melukis, bela diri, dll.

 

Pendekatan pembelajaran: 

1. Pendekatan mata pelajaran 

- Paling umum digunakan dalam kurikulum operasional. 

- Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya. 

- Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

2. Pendekatan tematik 

- Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran. 

- Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. 

- SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.

3. Pendekatan secara terintegrasi

- Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching). 

- Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. 

- Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.

4. Pendekatan blok (pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah) 

- Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan. 

- Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.

Jika menggunakan 2 pendekatan pembelajaran (contoh pendekatan mata pelajaran dan sistem blok), harus ada 2 struktur kurikulum pendeketan. Misal, IPA dan IPS menggunakan sistem blok, keluarkan mata pelajaran tersebut dari kurikulum dengan pendekatan mata pelajaran, masukan ke kurikulum pendekatan sistem blok. 


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran 

Perencanaan pembelajaran meliputi: 

1. Ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) atau Silabus 

Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur. 

Beri 1 contoh ATP. 

2.  Ruang lingkup kelas - penyusunan modul ajar atau Rencana Pelaksanan Pembelajaran 

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. 

Beri 1 contoh modul ajar. Sebisa mungkin contoh ATP dan modul ajar yang diberikan linear, kelas dan semesternya sama. 

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.

penyusunan  rencana pembelajaran kurikulum operasional kurikulum merdeka

CP: Capaian Pembelajaran (dulu KI-KD) 

TP: Tujuan Pendidikan 

ATP: Alur Tujuan Pendidikan (dulu silabus) 

Modul ajar: dulu RPP

Susun ATP dengan menggunakan nomor atau huruf. ATP hanya mengurutkan TP saja. Urutan di TP bisa menggunakan simbol saja karena belum urut.


Komponen 5: Pendampingan, Evaluasi, dam Pengembangan Profesional 

Komponen ini tidak wajib ada di dalam kurikulum operasional, namun tetap direkomendasikan. 

Evaluasi dilakukan dalam jangka pendek (kurikulum operasional) maupun jangka panjang (satuan pendidikan itu sendiri).  

Prinsip-prinsip melakukan evaluasi: 

1. Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan 

Apa yang mau dievaluasi? 

Apa sudah sesuai pembelajarannya?

Apa sudah sesuai maupun penyusunannya?

2. Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan

3. Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi yang diinginkan 

4. Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program 

5. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur 

Contoh: instrumen, kuisioner, tanya jawab langsung, dll


Sebelumnya: Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

Selanjutnya: Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

 

Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Minggu, 17 Juli 2022

Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka


Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Youtube: seTara Daring




[Bapak Yogi Anggraeni]


Beberapa regulasi Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran: 

1. Permendikbudristek No.5 tahun 2022 (Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah) - unduh file pdf

SKL Kurikulum Merdeka: PAUD | SD MI SDLB Paket A | SMP MTs SMPLB Paket B | SMA MA SMALB Paket C | SMK 

2. Permendikbudristek No.7 tahun 2022 (Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)

3. Permendikbudristek No.16 tahun 2022 (Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)

4. Permendikbudristek No.21 tahun 2022 (Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)

5. Permendikbudristek No.56 tahun 2022 (Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran) - unduh file pdf

- Struktur Kurikulum Merdeka 2022 Paket A B C Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB 

- Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di PAUD Kurikulum Merdeka 2022

- Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Dasar dan Menengah Kurikulum Merdeka 2022 


Dalam pemulihan pembelajaran, satuan pendidikan diberikan kebebasan memilih kurikulum yang akan diterapkan. 

1. Kurikulum 2013 secara penuh 

2. Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) 

3. Kurikulum Merdeka

Yang dicabut bukan kurikulumnya, yang dicabut hanya standarnya saja sehingga satuan pendidikan masih bisa menerapkan Kurikulum 2013. 

 

Sejak tahun ajaran 2021/2022, Kurikulum Merdeka diuji coba secara terbatas di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru. 

Mulai tahun ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dengan tiga pilihan kurikulum. 

1. Mandiri Belajar - menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeak tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan (Kurikulum 2013 ditambah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) 

2. Mandiri Berubah - menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakn oleh pusat 

3. Mandiri Berubah - menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar

Apabila memilih Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, Dapodik akan berubah mengikuti Kurikulum Merdeka, sedangkan pilihan Mandiri Belajar masih menggunakan Dapodik Kurikulum 2013.

Di tahun 2024 diharapkan semua PKBM/SKB akan menerapkan 1 kurikulum nasional.


Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:

1. Penyederhanaan konten, fokus pada materi esensial (agar pembelajaran bisa mendalam dan bermakna)

2. Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif, aplikatif, dan lintas mata pelajaran

3. Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk merancang kurikulum operasional dan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik 


Panduan Kurikulum Merdeka di sekolah formal maupun pendidikan kesetaraan itu sama.

1. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan - unduh file pdf 

2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen - unduh file pdf: membantu menyusun perencanaan pembelajaran, melakukan asesmennya, dan laporan hasil belajar

3. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila - unduh file pdf: berisi tema dan deskripsinya

Dalam pelaksanaan P5, sekolah formal mengambil jam pelajaran, sedangkan pendidikan kesetaraan menggunakan muatan pemberdayaan dan keterampilan. 

Panduan Kurikulum Merdeka

 

Struktur Kurikulum Merdeka 2022 Paket A B C Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB 

Struktur Kurikulum Merdeka di Pendidikan Kesetaran diterapkan per fase dengan jumlah Satuan Kredit Kompetensi (SKK) secara gelondongan. 

Fase A: Paket A kelas 1-2 (kelompok umum 57 SKK, kelompok khusus 8 SKK)

Fase B: Paket A kelas 3-4 (kelompok umum 60 SKK, kelompok khusus 12 SKK)

Fase C: Paket A kelas 5-6 (kelompok umum 64 SKK, kelompok khusus 88 SKK)

Fase D: Paket B kelas 7-9 (kelompok umum 88 SKK, kelompok khusus 30 SKK)

Fase E: Paket C kelas 10 (kelompok umum 20 SKK, kelompok khusus 16 SKK)

Fase F: Paket C kelas 11-12 (kelompok umum 27 SKK, peminatan 39 SKK, kelompok khusus 20 SKK)

Untuk pembagian SKK diserahkan ke satuan pendidikan masing-masing. Mata pelajaran yang akan diunggulkan mendapat jumlah SKK yang lebih tinggi. Mata pelajaran kelompok khusus PJOK dan Seni Budaya dinaikkan ke kelompok umum supaya sama dengan sekolah formal.


Karena tidak ada Diklat atau Bimtek berjenjang dari pemerintah, ada 6 strategi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (jalur mandiri) di satuan pendidikan.

1. Membentuk komunitas belajar (dalam satuan pendidikan, tingkat daerah, dan komunitas daring) 

2. Mengunduh Platfrom Merdeka Mengajar (PMM) 

3. Mengikuti seri webinar dari pusat maupun daerah

4. Mendatangkan narasumber praktisi yang direkomendasikan dari pusat

5. Menjalin mitra pembangunan 

6. Memanfaatkan Helpdesk (terpusat) 

Beberapa regulasi maupun kebijakan Kurikulum Merdeka diunggah di website Kemdikbud.


Apa saja yang bisa dilakukan dalam komunitas belajar? 

1. Belajar bersama: melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), membaca panduan kurikulum yang dikeluarkan BSKAP atau webinar, mendiskusikannya serta mengkonfirmasi pemahaman yang didapat oleh setiap anggota komunitas 

2. Lokakarya: membuat atau memodifikasi modul ajar, modul projek, strategi pembelajaran, asesmen, dll (bisa menggunakan tutorial yang ada di PMM)

3. Berbagi praktik baik untuk mencari solusi bersama: narasumber bisa berasal dari sekolah penggerak, SMK PK, atau sekolah IKM mandiri yang sudah memiliki praktik baik


Menu pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) 

Menu pada Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Menu pada Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Helpdesk Kurikulum Merdeka 

Helpdesk Kurikulum Merdeka


Sebelumnya: Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Selanjutnya: Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kurikulum Merdeka 


Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022


Youtube: seTara Daring




Gambaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) 2022 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Kurikulum Merdeka untuk pilihan Mandiri Belajar tidak banyak perubahan. Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaran telah menerapkan 70% mata pelajaran kelompok umum dan 30% mata pelajaran kelompok khusus (pemberdayaan dan keterampilan). PKBM/SKB hanya perlu menambahkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada muatan pemberdayaan dan keterampilan. P5 harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan.

Meskipun banyak yang memilih Mandiri Belajar, harapannya tahun depan semua PKBM/SKB bisa menerapkan pilihan Mandiri Berubah atau Mandiri Berbagi di satuan pendidikannya. Tutor diharapkan bisa mengembangkan modul-modul pembelajarannya sendiri sesuai dengan Capaian Pembelajaran (CP) yang disediakan. Setiap satuan pendidikan akan berbeda-beda perangkat pembelajarannya, sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan masing-masing. Contoh perangkat pembelajaran bisa diakses di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Platform Merdeka Mengajar baru bisa diunduh di Google Play Store atau melalui situs https://guru.kemdikbud.go.id/

Pada Kurikulum Merdeka ini tidak ada kegiatan Diklat atau Bimtek berjenjang. Kegiatan dilakukan dengan webinar supaya menjangkau semua daerah dan tutor. Semua harus bergerak, tidak ada lagi yang saling tunggu, tidak ada alasan "belum dilatih" atau "belum ikut Bimtek". Manfaatkan Platform Merdeka Mengajar. Contoh perangkat pembelajaran seperti Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran/Silabus, maupun Modul Ajar/RPP dibagikan di platform tersebut. Harapannya Kurikulum Merdeka secara utuh segera terlaksana, Mandiri Berubah ataupun Mandiri Berbagi. Oleh karena itu, perlu dibentuk komunitas belajar di setiap satuan pendidikan untuk proses diskusi secara intens dan forum tutor di tingkat kabupaten maupun provinsi, serta mitra pembangunan. Manfaatkan juga helpdesk (pusat bantuan) yang disediakan Kemendikbudristek melalui WhatsApp Grup. Helpdesk ini merupakan FAQ (Frequently Asked Question), yaitu daftar pertanyaan yang sering diajukan. 

Mengapa PKBM/SKB tidak diikutkan ke dalam program sekolah penggerak (Kurikulum Merdeka)? 

Jawaban Bapak Menteri, PKBM/SKB lebih sudah lebih merdeka daripada Kurikulum Merdeka tersebut. Jika diikutkan program sekolah penggerak (Kurikulum Merdeka), PKBM/SKB harus mengikuti aturan-aturan yang ada (kaku, tidak fleksibel). Peserta didik di pendidikan kesetaraan bisa belajar kapan saja dan di mana saja, bisa offline maupun online, jam pelajaran lebih fleksibel). Pendidikan kesetaraan sudah merdeka dengan cara belajarnya di satuan pendidikan masing-masing.


Selanjutnya: Webinar Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

 

Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Rabu, 08 Juni 2022

Gambaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) 2022


Kurikulum 2013 sudah akan berganti dengan Kurikulum Merdeka. 

Mengapa harus ganti kurikulum? 

Perubahan kurikulum merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Teknologi sudah semakin maju. Kurikulum juga harus mengikuti perkembangan zaman. Sekarang apa-apa sudah online. Begitu juga dengan pembelajaran. 

Sikapi perubahan kurikulum dengan tenang dengan cara mempelajari kebijakan-kebijakan dan membaca regulasi yang ada. 

Kurikulum Merdeka ini diharapkan bisa memulihkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama masa pandemi dengan menekankan pada penguatan karakter peserta didik lewat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) beserta peningkatan kemampuan numerasi dan literasinya. 

Berbeda dengan Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka tidak menggunakan modul. Modul hanya digunakan untuk belajar mandiri. 

Lalu, menggunakan bahan ajar apa? 

Bapak Ibu Tutor bisa menggunakan sumber belajar lainnya maupun mengembangkan bahan ajar sendiri (minimal Lembar Kerja Siswa atau LKS). 

Ada 3 kategori dalam Kurikulum Merdeka yang bisa setiap satuan pendidikan pilih.

1. Mandiri Belajar 

Masih menggunakan Kurikulum 2013 (K-13), namun ada roh Projek P4 Kurikulum Merdeka di muatan kelompok khusus. Mata pelajaran Pemberdayaan dan Keterampilan berbasis pada profil pelajar Pancasila. Satuan Pendidikan merancang projek yang bisa menguatkan karakter peserta didik. Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) sudah membuat panduan adaptasi Projek P4 yang sudah diimplementasikan oleh 100 lembaga. Panduan ini bisa diakses jika satuan pendidikan menetapkan kategori Mandiri Belajar ini.

P3: Profil Pelajar Pancasila

P4: Penguatan Profil Pelajar Pancasila

P5: Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

2. Mandiri Berubah 

Kurikulum ini menggunakan struktur Kurikulum Merdeka ditambah P5 dan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang disediakan oleh pusat seperti silabus dan RPP. Perangkat pembelajaran meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, contoh kurikulum operasional, panduan menjabarkan capaian pembelajaran ke alur tujuan pembelajaran, video pembelajaran, dll. Sumber belajar dan lainnya bisa diakses di platform Merdeka Belajar.

3. Mandiri Berbagi 

Kurikulum ini juga menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan sendiri oleh satuan pendidikan sehingga kurikulum antarsekolah bisa berbeda.


Persamaan ketiga kategori di atas adalah sama-sama membuat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mana ada 6 dimensi kunci pada profil pelajar Pancasila.

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia 

2. Kebhinnekaan global

3. Bergotong royong

4. Kreatif

5. Bernalar kritis 

6. Mandiri 

Mengapa perlu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)?

1. Peserta didik mengalami pengetahuan saat pembelajaran

Peserta didik dilatih untuk peka terhadap isu-isu yang ada di lingkungan.

2. Harus ada aksi nyata terhadap isu-isu

Peserta didik melakukan aksi nyata untuk menjawab isu-isu yang ada di lingkungan sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhan. Contoh: mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dll.

3. Berkontribusi

Peserta didik memberikan kontribusi dan dampak terhadap lingkungan meskipun kecil.

Tujuan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk "mengalami pengetahuan" sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dengan memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungannya. 


Pada Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan bisa menentukan mata pelajaran apa yang akan diungggulkan. Misal, jika daerah tersebut masih banyak terdapat sawah atau mata pencaharian yang dominan adalah petani, satuan pendidikan bisa mengunggulkan mata pelajaran IPA. Apabila mata pencaharian yang dominan adalah pedagang, mata pelajaran yang diunggulkan adalah matematika, seperti penjumlahan dan perkalian. Mata pelajaran lain bisa dikurangi bobot SKK-nya. 

Untuk Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, SKK yang diberikan gelondongan seperti pada Kurikulum 2013. Hanya saja jumlahnya berbeda antara mata pelajaran kelompok umum dan kelompok khusus karena ada beberapa muatan di kelompok khusus yang dipindah ke mata pelajaran kelompok umum seperti PJOK dan Seni Budaya. Total SKK-nya tetap sama. 

Struktur Kurikulum Merdeka di Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket A B C 

 

Landasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) adalah Kepmendikbudristek 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Keputusan menteri tersebut berisi beberapa hal struktur kurikulum dan tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di PAUD 

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Dasar dan Menengah (Termasuk di Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket A B C)

Untuk menentukan tema yang akan diambil khususnya di Pendidikan Dasar dan Menengah maupun Pendidikan Kesetaraan, lakukan analisis konteks. Tema mana saja yang paling mungkin untuk dirancang projeknya. Setiap tingkatan pendidikan wajib memilih 2-3 tema sesuai dengan tingkatannya. Cek link tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di atas. Boleh lebih! 

Analisis konteks merupakan gambaran secara singkat kondisi satuan pendidikan baik secara internal maupun eksternal bisa menggunakan metode SWOT, pentagonal aset, maupun lainnya.

SWOT: Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman)

Apa saja yang harus dianalisis? 

Contoh: 

- SDM yang tersedia seperti apa, apa yang harus ditingkatkan 

- fenomena/kecenderungan daerah maupun SDM

- sarana dan prasarananya bagaimana 

- jejaring atau mitra-nya ada atau tidak 

- lokasi satuan pendidikan, di daerahnya seperti apa

- rencana strategis Pemda atau dinas untuk pembangunan bagaimana 

- dll.

Lihat juga peluang yang ada di daerah yang bisa mendukung program pembangunan nasional seperti sumber daya alam, pabrik, toko, kerajinan, dll. Atau bisa melakukan survei singkat kepada peserta didik, mereka sudah bekerja atau belum, di mana, apa pekerjaannya, dll. 

Hasil dari analisis konteks harus diolah dan bisa disimpulkan program-program atau projek-projek yang akan ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di link di atas.

Projek yang dilakukan tersebut akan menjadi program unggulan di satuan pendidikan tersebut. 


Kerangka dokumen kurikulum Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB. 

1. Pendahuluan 

Berisi latar belakang secara umum pendidikan kesetaraan, tujuan, dan acuan penyusunan.

2. Latar belakang satuan pendidikan 

Berisi profil maupun keberadaan satuan pendidikan di tengah wilayah lokal.

3. Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan 

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan.  

4. Pengorganisasian pembelajaran 

Berisi struktur dan muatan kurikulum, rancangan pembelajaran dan penilaian, pendampingan dan evaluasi Projek P4.

5. Penguatan kapasitas SDM 

Berisi peningkatan kapasitas SDM internal. 

6. Penutup

Menyimpulkan arah pendidikan dalam proses pencapaian pembelajaran di satuan pendidikan. 


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum Merdeka berbeda dengan Kurikulum 2013. SKL Kurikulum Merdeka adalah content-based dan setiap tingkatannya ada 8 butir capaian, sedangkan SKL Kurikulum 2013 adalah competent-based pada 3 dimensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). 

SKL Kurikulum Merdeka: PAUD | SD MI SDLB Paket A | SMP MTs SMPLB Paket B | SMA MA SMALB Paket C | SMK 

SKL Kurikulum 2013: SD MI SDLB Paket A | SMP MTs SMPLB Paket B | SMA MA SMALB SMK MAK Paket C

Kurikulum Merdeka tidak menekankan peserta menguasai materi apa saja, tetapi dia bisa apa setelah lulus. Peserta didik mendapatkan bekal yang dibutuhkan untuk masa depannya dan berguna bagi lingkungan sekitarnya, baik yang bekerja maupun bersekolah kembali. 

Contoh: 

- Peserta didik yang tinggal di daerah pertanian (terutama pedesaan) tahu konsep biologi seperti bagaimana pertumbuhan padi maupun tanaman lainnya. Jangan diajarkan teknologi yang canggih-canggih karena mereka tidak akan mengerti. 

- Peserta didik yang tinggal di daerah pasar dan mata pencaharian di lingkungannya dominan adalah pedagang diajarkan materi ekonomi dan matematika yang dibutuhkan.


Bagaimana sistem pembelajaran dan penilaian di Kurikulum Merdeka?

Untuk satuan pendidikan yang menetapkan Mandiri Belajar, pembelajaran penilaian masih bisa berbasis modul, sedangkan kategori lainnya satuan pendidikan harus menyiapkan modul sendiri (minimal LKS) untuk pembelajaran dan penilaian boleh berbasis modul boleh tidak karena nantinya akan mengacu pada sistem pendidikan formal. Sebutan Kompetensi Dasar (KD) diganti dengan Capaian Pembelajaran (CP). Karena sudah tidak ada nilai per modul, format rapor menyusul .



Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMA MA SMALB SMK MAK Paket C Kurikulum 2013


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket C 

SKL Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket C 

SKL Paket C 


Sumber: Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 


Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 


Dimensi Sikap  

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 

2. berkarakter, jujur, dan peduli, 

3. bertanggungjawab, 

4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 

5. sehat jasmani dan rohani 

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. 

 

Dimensi Pengetahuan  

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknik, spesifik detil, dan kompleks berkenaan dengan: 

1. ilmu pengetahuan, 

2. teknologi, 

3. seni, dan 

4. budaya. 

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. 


Dimensi Keterampilan  

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 

1. kreatif, 

2. produktif, 

3. kritis, 

4. mandiri, 

5. kolaboratif, dan 

6. komunikatif 

melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.


Penjelasan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

Faktual: Pengetahuan teknis danspesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Konseptual: Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori, model, dan struktur yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Prosedural: Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Metakognitif: Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMP MTs SMPLB Paket B Kurikulum 2013


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket B 

SKL Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket B 

SKL Paket B


Sumber: Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 


Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 


Dimensi Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 

2. berkarakter, jujur, dan peduli, 

3. bertanggungjawab, 

4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 

5. sehat jasmani dan rohani 

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. 

 

Dimensi Pengetahuan  

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknik dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 

1. ilmu pengetahuan, 

2. teknologi, 

3. seni, dan 

4. budaya. 

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. 

 

Dimensi Keterampilan  

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 

1. kreatif, 

2. produktif, 

3. kritis, 

4. mandiri, 

5. kolaboratif, dan 

6. komunikatif 

melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.


Penjelasan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif  

Faktual: Pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.   

Konseptual: Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi dan teori, yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.  

Prosedural: Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. 

Metakognitif: Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SD MI SDLB Paket A Kurikulum 2013


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket A

SKL Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket A 

SKL Paket A 

 

Sumber: Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 


Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 


Dimensi Sikap 

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 

2. berkarakter, jujur, dan peduli, 

3. bertanggungjawab, 

4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 

5. sehat jasmani dan rohani 

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.  


Dimensi Pengetahuan  

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan: 

1. ilmu pengetahuan, 

2. teknologi, 

3. seni, dan 

4. budaya. 

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.


Dimensi Keterampilan  

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 

1. kreatif, 

2. produktif, 

3. kritis, 

4. mandiri, 

5. kolaboratif, dan 

6. komunikatif 

melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan. 


Penjelasan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif  

Faktual: Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. 

Konseptual: Terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. 

Prosedural: Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.  

Metakognitif: Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.  

Selasa, 07 Juni 2022

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Dasar dan Menengah Kurikulum Merdeka 2022


Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB Paket A B C


Sumber: Kepmendikbudristek 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran 


Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau sederajat, projek  penguatan profil pelajar Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30% dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun. 

Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. 

 

Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sebagai berikut. 

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat. 

2. Kearifan Lokal 

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/daerah berkembang seperti yang ada, konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat. 

3. Bhinneka Tunggal Ika 

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat. 

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat. 

5. Suara Demokrasi 

Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP, SMA, SMK dan sederajat. 

6. Rekayasa dan Teknologi 

Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat. 

7. Kewirausahaan 

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK

8. Kebekerjaan 

Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK. 

 

Dalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-kurangnya 

1. 2 (dua) projek dengan 2 (dua) tema berbeda di SD/MI, 

2. 3 (tiga) projek dengan 3 (tiga) tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X, 

3. 2 (dua) projek dengan 2 (dua) tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA, 

4. 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau dengan komunitas/organisasi serta masyarakat. 

 

Tema Projek P4:

1. SD/MI

a. Gaya Hidup Berkelanjutan

b. Kearifan Lokal 

c. Bhinneka Tunggal Ika 

d. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

e. Kewirausahaan

2. SMP/MTs, SMA/MA 

a. Gaya Hidup Berkelanjutan 

b. Kearifan Lokal 

c. Bhinneka Tunggal Ika 

d. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

e. Suara Demokrasi 

f. Kewirausahaan (kecuali SMK/MAK karena ada mata pelajaran kewirausahaan sendiri) 

g. Rekayasa Teknologi 

3. SMK/MAK 

a. Gaya Hidup Berkelanjutan 

b. Kearifan Lokal 

c. Bhinneka Tunggal Ika 

d. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

e. Suara Demokrasi 

f. Rekayasa Teknologi

g. Kebekerjaan

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di PAUD Kurikulum Merdeka 2022


Sumber: Kepmendikbudristek 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran 

 

Pada PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini. 

Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. 

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. 

Untuk pelaksanaan kegiatan di PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. 

 

Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah: 

1. Aku Sayang Bumi

Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME. 

2. Aku Cinta Indonesia

Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara, keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.

3. Bermain dan Bekerja sama/Kita Semua Bersaudara 

Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama. 

4. Imajinasiku/ Imajinasi dan Kreativitasku 

Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi, eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasiku ini peserta didik distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya.