.:. Modul Resmi Kemdikbud Pendidikan Kesetaraan - Kejar Paket A B dan C https://emodul.kemdikbud.go.id/ .:.

Senin, 26 September 2022

Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka


Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Youtube: seTara Daring




[Bapak Rain Adhistya, S.Pd.] 


Pemetaan SKK dan Penjadwalan di PKBM SKB Kurikulum Merdeka 2022


Apakah Struktur Kurikulum 2013 (K-13) masih dipakai? 

Masih. Struktur Kurikulum 2013 masih dipakai oleh satuan pendidikan (PKBM/SKB) yang tidak mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan yang memilih kategori Mandiri Belajar. 

Struktur Kurikulum 2013 Paket A B C Pendidikan Kesetaraan PKBM dan SKB 

Pemetaan SKK Kurikulum 2013 Paket A Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB 

Pemetaan SKK Kurikulum 2013 Paket B Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB 

Pemetaan SKK Kurikulum 2013 Paket C Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB

Struktur Kurikulum Merdeka digunakan oleh satuan pendidikan (PKBM/SKB) yang memiliih kategori Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, khusus kelas 1, 4, 7, dan 10. Untuk kelas lainnya, masih menggunakan struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itu, di dalam Kurikulum Operasional (KOS) terdapat 2 macam struktur kurikulum (struktur Kurikulum Merdeka untuk kelas awal serta struktur Kurikulum 2013 untuk kelas tengah dan akhir). 

Struktur Kurikulum Merdeka 2022 Paket A B C Pendidikan Kesetaraan PKBM SKB

Bagaimana jika tidak ada peserta didiknya di kelas tertentu? Struktur kurikulumnya tetap dibuat semuanya.

1 SKK sama dengan 1 JPL tatap muka, 2 JPL tutorial, atau 3 JPL mandiri

1 JPL Paket A lamanya 35 menit 

1 JPL Paket B lamanya 40 menit

1 JPL Paket C lamanya 45 menit

Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, di struktur Kurikulum Merdeka ada 2 komponen: kelompok mata pelajaran umum dan program pemberdayaan dan keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila. 

Pembagian atau pemetaan SKK bukan per semester lagi seperti di Kurikulum 2013, namun per fase. 

Fase A setara SD Kelas 1 dan 2

Fase B setara SD Kelas 3 dan 4 

Fase C setara SD Kelas 5 dan 6 

Fase D setara SMP Kelas 7, 8, dan 9

Fase E setara SMA Kelas 10 

Fase F setara SMA Kelas 11 dan 12

Berikut struktur Kurikulum Merdeka Paket A Fase A, B, dan C.

struktur Kurikulum Merdeka Paket A Fase A, B, dan C

Untuk beban SKK, fokus yang ditandai dengan lingkaran merah dan kotak merah. 

Jumlah SKK Fase A setara kelas 1 dan 2 sebanyak 57 SKK dan 8 SKK

Jumlah SKK Fase B setara kelas 3 dan 4 sebanyak 60 SKK dan 12 SKK 

Jumlah SKK Fase C setara kelas 5 dan 6 sebanyak 64 SKK dan 18 SKK 

Mata pelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPAS di Paket A Kurikulum Merdeka

Muatan PJOK dan Seni Budaya naik ke kelompok mata pelajaran umum

Pemetaan SKK atau pembagian beban belajar di pendidikan kesetaraan PKBM SKB tidak ngasal, namun tetap berdasarkan analisis konteks sebelumnya. Untuk pondok pesantren, beban belajarnya akan lebih banyak di mata pelajaran agama sehingga jumlah SKK tentu lebih besar daripada mata pelajaran yang lain.

Berikut struktur Kurikulum Merdeka Paket B Fase D setara kelas 7, 8, dan 9.

Struktur Kurikulum Merdeka Paket B Fase D

Ingat! Pemetaan SKK di atas hanya contoh. Besarnya SKK tidak mutlak harus seperti gambar di atas. Pembagian SKK ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan banyak pertimbangan (analisis konteks).

Jumlah SKK Fase D setara kelas 7, 8, dan 9 sebanyak 88 SKK dan 30 SKK

Muatan PJOK dan Seni Budaya naik ke kelompok mata pelajaran umum

Berikut struktur Kurikulum Merdeka Paket C Fase E dan F 

Struktur Kurikulum Merdeka Paket C Fase E dan F

Peminatan mata pelajaran MIPA (Matematika dan IPA), IPS, serta Bahasa dan Budaya dimulai di Fase F setara kelas 11 dan 12, sedangkan pada Fase E setara kelas 10 peserta didik mempelajari IPA dan IPS secara umum. 

Jumlah SKK Fase E setara kelas 10 sebanyak 20 SKK dan 16 SKK (belum ada peminatan)

Jumlah SKK Fase F setara kelas 11 dan 12 sebanyak 27 SKK mapel umum, 39 SKK mapel peminatan, dan 20 SKK program pemberdayaan & keterampilan

Muatan PJOK dan Seni Budaya naik ke kelompok mata pelajaran umum


Faktor-faktor yang mendukung dalam merancang pemetaan SKK sampai penyusunan jadwal pembelajaran: 

1. Analisis konteks satuan pendidikan (PKBM/SKB) 

- Visi dan misi satuan pendidikan (harus diganti jika sudah tidak relevan)

- Pembelajaran, pendekatan, projek?

2. Mencermati struktur kurikulum 

- Menggunakan struktur Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka, atau kombinasi?

3. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) tiap mata pelajaran 

- Berkaitan erat dengan masing-masing tutor 

- Turunkan Capaian Pembelajaran (CP) ke Tujuan Pembelajaran (TP)

- Jumlah TP tergantung masing-masing tutor (materi apa saja yang akan dibelajarkan ke peserta didik?)

- Semakin banyak jumlah TP, semakin banyak waktu yang diperlukan, semakin banyak pula beban SKK-nya

4. Organisasi SKK 

- Metode pembelajaran: tatap muka (TM), tutorial (TT), atau mandiri (M) 

- Tatap Muka (TM) setara dengan 1 JPL (dilakukan di dalam kelas)

- Tutorial (TT) setara dengan 2 JPL (mengerjakan ataupun membahas soal)

- Mandiri (M) setara dengan 3 JPL (belajar sendiri di rumah)

- Satu mata pelajaran bisa menggunakan satu atau lebih metode pembelajaran di atas 

- Misal: Mata pelajaran A mempunyai beban 2 SKK, 1 SKK menggunakan metode tatap muka (TM) dan 1 SKK lagi menggunakan metode mandiri (M), sehingga jumlah JPL-nya adalah 1 JPL + 3 JPL = 4 JPL 

- Kompleksitas materi juga menentukan beban SKK. Semakin tinggi kompleksitas materi, beban SKK-nya semakin besar. Namun, jika tutor tidak akan memberikan materi yang kompleks, beban SKK bisa dikurangi. 

- Untuk satuan pendidikan yang berbasis pondok pesantren, beban SKK untuk mata pelajaran agama bisa ditambahkan. 

- Untuk satuan pendidikan yang tidak mempunyai tutor mata pelajaran agama, beban SKK bisa dikurangi untuk mata pelajaran tersebut. Pembelajarannya bisa menggunakan metode Mandiri (M) atau belajar mandiri di rumah.

5. Penyusunan jadwal sesuai dengan skema pendekatan yang dipilih (pendekatan mata pelajaran, tematik, terintegrasi, atau blok

- Yang dibuat jadwal hanya pembelajaran dengan metode tata muka (TM) dan tutorial (TT) 

- Pembelajaran dengan metode mandiri tidak perlu dibuatkan jadwal 

# terserah peserta didik mau belajar kapan dan di mana 

# mata pelajaran yang menggunakan metode mandiri (M) secara penuh minimal ada 2 kali pertemuan (di awal untuk tanda tangan kontrak belajar dan di akhir untuk ujian), jadwal bisa fleksibel

 

ANALISIS KONTEKS

1. Karakteristik profil satuan pendidikan (PKBM/SKB) 

Letak geografis satuan pendidikan 

2. Karakteristik peserta didik 

Jumlah peserta didik berdasarkan program yang dilaksanakan (Paket A, Paket B, Paket C), jenis kelamin, usia, status perkawinan, bekerja atau tidak 

3. Karakteristik pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) 

Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan serta kompetensi yang dimiliki 

4. Karakteristik sumber daya alam (SDA), sosial, dan budaya 

a. Kondisi internal satuan pendidikan: sarana dan prasarana 

b. Kondisi lingkungan eksternal: 

- Wilayah sasaran satuan pendidikan 

- Rata-rata lama sekolah berdiri di lingkungan 

- Indeks pembangunan di daerah

- Tingkat perekonomian masyarakat 

- Cek Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) di daerah masing-masing 


TAHAPAN-TAHAPAN 

1. Hasil analisis konteks - lihat analisis konteks di atas

2. Isu strategis 

Pastikan isu-isu strategisnya tidak mentah. Contoh: Satuan pendidikan berada di dekat pantai yang bisa terjadi abrasi sewaktu-waktu. Program unggulannya bisa dengan kegiatan menanam pohon bakau. Namun, pohon bakaunya didapat dari mana? Program ini tidak akan berjalan.

3. Menentukan program 

4. Menentukan beban SKK 

 

CONTOH ISU STRATEGIS 

1. Sosial 

Di Kabupaten Jepara banyak didirikan pabrik sehingga banyak yang bekerja sebagai buruh di pabrik-pabrik tersebut. Data dari Departemen Agama (Depag) menunjukkan bahwa angka perceraian di Jepara malah tinggi dengan adanya pabrik-pabrik yang banyak diajukan oleh perempuan karena suaminya hanya makan dan tidur. Dengan demikian, satuan pendidikan bisa memberikan program pemberdayaan berkaitan tentang pernikahan supaya langgeng.

2. Alam 

Kebutuhan ekspor meningkat sehingga limbah produk juga semakin banyak seperti kayu, logam, kain, dll. Satuan pendidikan bisa mengadakan keterampilan pengolahan limbah. Produk yang mungkin dibuat oleh peserta didik dan tentu saja bernilai misal souvenir pernikahan dari bahan kayu, kap lampu, keset, dll. Pastikan tenaga pengajarnya ada, baik dari tutor di satuan pendidikan sendiri atau mengundang orang yang ahli di bidang tersebut.

3. Budaya

Limbah kain batik juga banyak. Satuan pendidikan bisa mengadakan program keterampilan membuat dompet, tas, tempat pensil, dll. 

Seni ukir di Jepara mulai hilang. Satuan pendidikan bisa membangkitkan minat seni ukir dengan mengadakan keterampilan seni ukir secara sederhana, bisa menggunakan media sabun batang terlebih dahulu. 


Prinsip dari Kurikulum Operasional (KOS) adalah ESENSIAL, yang penting-penting saja yang dimasukkan. 


Dari isu-isu strategis yang ditemukan, satuan pendidikan bisa menentukan program-program unggulan yang bisa meningkatkan kapasitas peserta didik. 

Contoh program: 

1. Seni ukir 

2. Pengolahan limbah kayu

3. Membuat motif batik khas daerah - canting 

4. Seni kaligrafi 

5. Komputer 

6. Menghias hantaran

Supaya bisa melaksanakan program-program, tenaga pengajarnya harus ada. Jika belum ada, satuan pendidikan bisa mengirimkan satu atau beberapa tutor untuk mempelajari langsung dari ahlinya atau bisa juga mendatangkan ahlinya secara langsung. Satuan pendidikan harus mencukupi alat-alat yang dibutuhkan selama melaksanakan program, seperti alat ukir, kertas gambar, limbah kayu, dll. 


PENYUSUNAN JADWAL PEMBELAJARAN 

Ada 4 pendekatan di panduan: pendekatan mata pelajaran, tematik, terintegrasi, dan blok. Namun, hanya akan ada 2 contoh jadwal yang pendekatannya realistis, yaitu pendekatan mata pelajaran dan blok (mata pelajaran bergantian setiap semester). Pendekatan tematik dan terintegrasi lebih kompleks jika dibuatkan contoh jadwal. 

Jadwal Pembelajaran Dengan Pendekatan Mata Pelajaran

1. Penjadwalan mata pelajaran umum 

Setelah beban SKK selesai dibagi sesuai dengan analisis konteks, cek sumber daya manusia (SDM) di satuan pendidikan. Apakah tutor per mata pelajaran ada semuanya? Petakan beban SKK per mapel ke tatap muka (TM), tutorial (TT), mandiri (M), atau kombinasi. 

Jadwal Pembelajaran Dengan Pendekatan Mata Pelajaran

Contoh jadwal kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama 6 hari dengan pendekatan mata pelajaran. 

Jadwal Pembelajaran Dengan Pendekatan Mata Pelajaran

Contoh jadwal kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama 3 hari dengan pendekatan mata pelajaran.

Jadwal Pembelajaran Dengan Pendekatan Mata Pelajaran

Ingat! Mata pelajaran yang pembelajaranya secara mandiri (M) tidak perlu dimasukkan ke jadwal.


2. Penjadwalan program pemberdayaan dan keterampilan 

a. Dilaksanakan per minggu 

- Misal: hari Sabtu

- Seluruh jam pelajaran di hari tersebut bisa digunakan sepenuhnya untuk melaksanakan program pemberdayaan maupun keterampilan 

b. Dilaksanakan per bulan 

- Misal: di minggu ke-4 setiap bulan 

- Seluruh jam pelajaran di minggu tersebut dapat digunakan sepenuhnya untuk melaksanakan program pemberdayaan maupun keterampilan 

 c. Dilaksanakan per blok waktu 

- Misal: satu bulan terakhir di setiap semester atau 2 bulan terakhir setiap tahun ajaran

- Program pemberdayaan maupun keterampilan bisa dilaksanakan dalam satu semester saja atau dibagi menjadi 2 semester: di semester ganjil saja, di semester genap saja, atau kombinasi keduanya


Untuk contoh jadwal pembelajaran dengan sistem blok atau mata pelajaran bergantian, silakan langsung dilihat di youtube 

Dalam penjadwalan mata pelajaran dengan pendekatan mata pelajaran bergantian, yang menentukan mata pelajaran termasuk kategori berat, sedang, atau ringan adalah tutor yang mengampu mata pelajaran tersebut. Mata pelajaran kategori berat tentu saja membutuhkan jumlah pertemuan yang lebih banyak.


Sebelumnya: Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka

Selanjutnya: Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka


Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

Kamis, 15 September 2022

Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka


Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022 

Youtube: seTara Daring




[Ibu Maria Listiyanti] 


Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional di PKBM SKB Kurikulum Merdeka 2022


Kurikulum operasional disusun oleh satuan pendidikan dan menjadi acuan pada saat penyelenggaraan pembelajaran sehingga kurikulum harus kontekstual yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, tenaga kependidikan yang tersedia, sarana dan prasarana, serta keberadaan satuan pendidikan di lingkungan sekitar. 

Kondisi satuan pendidikan ada yang berada di lingkungan industri dan agraris tentu berbeda. Oleh karna itu, kurikulum operasionalnya tentunya berbeda: penekanan pada satu atau beberapa mata pelajaran. 

 

Mengapa perlu dilakukan analisis konteks? 

Adanya keberagaman di konteks yang berbeda-beda (kompleksitas fakta lokal, perubahan kebijakan, persaingan global, dan pandemi) membuat masyarakat harus beradaptasi atau berubah. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu melakukan analisis konteks untuk mengetahui kondisi (masalah-masalah) terkini guna menyusun Kurikulum Operasional (KOS) maupun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). 

 

Tujuan melakukan analisis konteks: 

1. Memberikan informasi menyeluruh mengenai kondisi terkini manajemen satuan pendidikan 

2. Mampu melakukan adaptasi atas kebutuhan pembelajaran peserta didik sesuai perkembangan lingkungan dan tuntutan perubahan jaman 

Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas: bagaimana melakukan adaptasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik terkini. Peserta didik berasal dari latar belakang ekonomi yang bagaimana? Apakah putus sekolah? Usianya tidak memungkinkan untuk masuk ke sekolah formal? Sudah bekerja? Hal-hal seperti perlu dipetakan sehingga pendekatan pembelajaran dan bahan ajarnya seperti apa, penjadwalannya bagaimana. 

 

Keluaran atau output dari analisis konteks: 

1. Tinjauan ulang visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan 

Kebutuhan dan tuntutan yang sekarang seperti apa? Jika visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan terkini, ubah! Bagi satuan pendidikan yang bahkan belum memiliki visi, misi, dan tujuan, segera susun! 

2. Rekomendasi untuk pengembangan internal kelembagaan yang adaptatif dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan peserta didik 

Program-program apa yang akan diunggulkan dan keterampilan apa saja yang akan dibelajarkan di satuan pendidikan yang tentunya sesuai dengan tuntutan kerja sekarang.

3. Rencana pengembangan program 


Hal-hal apa saja yang perlu dianalisis atau digali datanya?

1. Kerentanan dan peluang masyarakat (kondisi eksternal satuan pendidikan)

Kerentanan adalah segala kondisi di luar satuan pendidikan yang berimplikasi pada potensi terjadinya gangguan atau masalah: bencana, guncangan ekonomi, keamanan, dll.

Kerentanan atau masalah-masalah yang ada di masyarakat perlu solusi yang mana bisa dijadikan sebagai program unggulan di satuan pendidikan. 

Setelah membaca masalah-masalah tersebut, satuan pendidikan akan menemukan peluang yang bisa dikembangkan pada program-program yang diunggulkan oleh satuan pendidikan.

2. Kebijakan-kebijakan 

Contoh: kebijakan internal satuan pendidikan, lembaga pemerintah, lembaga bisnis, organisasi lokal yang paling relevan. 

Kebijakan-kebijakan tersebut jarang dibaca atau diperhatikan oleh satuan pendidikan, baik kebijakan di pemerintah daerah, kebijakan di lingkungan tempat satuan pendidikan berdiri, kebijakan dunia industri yang ada di lingkungan sekitar, maupun kebijakan yang paling dekat di lingkungan tutor. Bisa jadi kebijakan-kebijakan tersebut menyangkut keberlangsungan untuk program-program yang satuan pendidikan rancang. 

Cek apakah kebijakan internal satuan pendidikan bersinergi dengan kebijakan-kebijakan di luar satuan pendidikan.

3. Kondisi satuan pendidikan (PKBM, SKB): sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), finansial atau keuangan, fisik, sosial 

Kondisi internal satuan pendidikan perlu diidentifikasi atau dianalisis, apakah ada perubahan di setiap tahun, sehingga Kurikulum Operasional (KOS) perlu ditinjau setiap tahun: di PKBM ada apa, bagaimana SDM-nya, bagaimana aset sosialnya, bagaimana fisiknya, dan bagaimana keuangannya. 

a. SDA - fakta sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan berkesinambungan 

Contoh: Tidak dekat dengan hutan bukan berarti hutan tidak bisa dianalisis. Satuan pendidikan dan peserta didik tetap bisa mengakses hutan untuk kegiatan pembelajaran berupa kunjungan. Selain itu, satuan pendidikan juga bisa membuat program-program P5 yang berhubungan dengan lingkungan global walaupun pada akhirnya tidak melakukan kunjungan ke hutan.

b. SDM - fakta SDM internal dan eksternal yang bisa mendukung pencapaian tujuan 

Analisis SDM internal maupun SDM yang bisa diakses. Satuan pendidikan belum tentu mempunyai SDM yang dibutuhkan. Satuan pendidikan bisa menjalin mitra dengan SDM yang bisa diakses.

c. Sosial - fakta ikatan atau kohesi sosial dalam masyarakat yang mendukung 

Kekuatan atau ikatan di lingkungan satuan pendidikan menjadi aset sosial yang bisa memajukan satuan pendidikan. Kepercayaan juga bisa menjadi aset sosial: satuan pendidikan dipercaya oleh suatu lembaga untuk diberikan bantuan dana atau menjalin mitra.

d. Keuangan - fakta sumber daya keuangan yang tersedia atau berpotensi digalang 

Dana-dana yang ada di satuan pendidikan belum tentu berbentuk uang. Contohnya adalah bantuan pinjaman gamelan di balai desa. Jika harus membeli, satuan pendidikan memerlukan uang yang tidak sedikit. Dana ini didapat saat menjalin mitra.

e. Infrastruktur fisik - fakta ragam sarana dan prasarana yang tersedia dan bisa diakses

Nantinya data-data di atas akan dianalisis sehingga memunculkan rekomendasi program-program unggulan yang akan dilaksanakan oleh satuan pendidikan sehingga bisa menghasilkan SDM yang berkualitas. 

Analisis bisa menggunakan metode SWOT atau pentagonal aset. 

SWOT: Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) 

Hal-hal yang dianalisis di atas (kerentanan, kebijakan, dan kondisi internal satuan pendidikan) akan disusun di Kurikulum Operasional (KOS) di bagian Karakteristik Satuan Pendidikan: satuan pendidikan berada di lingkungan mana, yang punya masalah seperti apa, sehingga ada peluang atau potensi munculnya program-program atau penguatan pada mata pelajaran apa. 


Alur Analisis Konteks 

1. Tetapkan tujuan 

2. Siapkan tim analisis 

Dalam menyusun Kurikulum Operasional sebaiknya ada tim pengembang kurikulum yang terdiri dari tutor-tutor yang berpengalaman yang bisa dipercaya untuk pengembangan arah kebijakan pendidikan di satuan pendidikan atau bisa menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh yang ada di lingkungan sekitar. Di dalam tim ada yang orang-orang yang akan melakukan analisis konteks, baik dengan metode SWOT, pentagonal aset, maupun lainnya. Langkah-langkah analisis konteks bisa dilihat di Panduan Adaptasi untuk Kurikulum 2013.

3. Kenali dan pelajari metode 

4. Kumpulkan dan kaji dokumen (data sekunder) 

Data sekunder bisa diakses di internet seperti kebijakan dari Pemerintah Daerah (lihat Rencana Strategis Pemda). Satuan pendidikan akan mengetahui arah kebijakan pendidikan maupun ekonomi Pemda seperti apa, relevan tidak dengan program-program unggulan di satuan pendidikan.

5. Siapkan instrumen untuk penggalian data primer 

Siapkan instrumen, minimal catatan aspek-aspek apa saja yang perlu ditanyakan untuk menggali data. 

Data primer merupakan data langsung. 

6. Penggalian data primer 

7. Sajikan data, analisis, dan rekomendasi 

Data dan analisis dari dari 3 unsur data di atas (kerentanan, kebijakan, dan kondisi internal satuan pendidikan) akan memunculkan rekomendasi program-program di satuan pendidikan.


Strategi Penggalian Data dan Informasi 

1. Teknik: FGD, wawancara mendalam, observasi, survei 

2. Piranti: kuisioner, daftar pertanyaan kunci 

3. Sumber data: data primer, data sekunder 

Sumber data primer sesuai dengan kebutuhan seperti ke kepala desa, masyarakat, atau peserta didik.

Data sekunder bisa diperoleh dari Rencana Strategis Pemerintah Daerah ataupun Pemerintah Desa.

4. Sumber data primer: internal lembaga, pihak/lembaga yang relevan lainnya 


Contoh Daftar Pertanyaan Untuk Sumber Daya Alam (SDA) 

1. Apa: apa jenis SDA yang tersedia secara berkesinambungan?

2. Di mana: di mana setiap SDA tersedia? 

3. Kapan: kapan setiap SDA bisa tersedia dan diakses? 

4. Siapa: siapa yang bisa mengakses ataupun menguasai setiap SDA? 

5. Mengapa: mengapa SDA dikuasai oleh kelompok tertentu? 

6. Bagaimana: bagaimana mengakses dan  memiliki SDA yang tersedia? 


Contoh Daftar Pertanyaan Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) 

1. Apa: apa ragam pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh SDM yang tersedia?

2. Di mana: di mana SDM tersedia? (internal atau eksternal)

3. Kapan: kapan keterampilan atau kompetensi yang dimiliki SDM bisa didayagunakan?

4. Siapa: siapa saja SDM yang berkompeten? dari kelompok atau organisasi mana?

5. Mengapa: mengapa SDM tersebut bersedia berbagi kompetensi?

6. Bagaimana: bagaimana mekanisme dalam mengakses kompetensi SDM tersebut?

 

Contoh Daftar Pertanyaan Untuk Keuangan atau Finansial

1. Apa: apa ragam sumber keuangan yang tersedia ataupun berpotensi untuk digalang?

2. Di mana: di mana sumber keuangan yang tersedia bisa digunakan?

3. Kapan: kapan sumber keuangan tersedia dan bisa digunakan?

4. Siapa: siapa yang menguasai sumber keuangan? siapa yang bisa menggunakan?

5. Mengapa: mengapa sumber keuangan tertentu tidak bisa digunakan?

6. Bagaimana: bagaimana cara mengakses dan menggunakan sumber keuangan?


Contoh Daftar Pertanyaan Untuk Infrastruktur Fisik

1. Apa: apa saja sarana dan prasarana yang tersedia? apa yang tidak tersedia?

2. Di mana: di mana sarana dan prasarana tersedia?

3. Kapan: kapan sarana dan prasarana beroperasi?

4. Siapa: siapa yang menguasai dan bisa mengakses sarana dan prasarana tersebut?

5. Mengapa: mengapa sarana dan prasarana tertentu tidak bisa diakses?

6. Bagaimana: bagaimana cara mengakses sarana dan prasarana pendukung?


Contoh Daftar Pertanyaan Untuk Aset Sosial

1. Apa: apa ragam ikatan sosial yang berlaku atau beroperasi?

2. Di mana: di kelompok/komunitas mana ikatan sosial itu berlaku? 

3. Kapan: kapan ikatan sosial berlaku atau sampai kapan?

4. Siapa: siapa (kelompok) yang menentukan ikatan sosial bisa terjadi?

5. Mengapa: mengapa ikatan sosial tidak berlaku lagi?

6. Bagaimana: bagaimana cara mendayagunakan ikatan sosial yang ada? 


Daftar pertanyaan di atas tentang SDA, SDM, keuangan, infrastruktur, dan aset sosial bisa dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan untuk analisis konteks. Penggalian data bergantung pada kondisi dan kemampuan tutor yang bertanggung jawab dan bisa menggunakan beberapa metode. 

Ingat! Setiap satuan pendidikan harus menyusun Kurikulum Operasional (KOS) dan tidak boleh copy-paste kurikulum dari PKBM lain karena kondisi setiap satuan pendidikan itu pasti berbeda-beda. 

Mulailah satuan pendidikan membaca fenomena-fenomena di sekitar. Lingkungan sekitar mempunyai kecenderungannya seperti apa sekarang ini? 

- Tatap muka seminggu 6 kali 

Apakah pembelajaran secara tatap muka setiap hari bisa dilakukan oleh peserta didik? 

Perlu tatap muka setiap hari atau tidak? 

Peserta didik yang sudah bekerja tentu saja tidak bisa jika tatap muka dilakukan setiap hari apalagi dari pagi.

-  Keterampilan komputer 

Apakah peserta didik benar-benar memerlukan keterampilan komputer tersebut? 

Peserta didik di daerah terpencil tidak terlalu memerlukan keterampilan komputer. Keterampilan berwirausaha akan lebih dibutuhkan.


Validasi Data dan Informasi 

1. Dari satu aspek cek berbagai sumber (data primer, data sekunder), lalu bandingkan, supaya hasilnya lebih tajam

2. Gunakan beberapa metode pengumpulan data 

3. Analisis data dan informasi bersama tim, jangan lupa minta masukan dari narasumber 


Arah Simpulan dan Rekomendasi Analisis Konteks 

1. Isu strategis 

- Terkait projek-projek atau program-program yang akan dijalankan di satuan pendidikan 

- Apa isunya? Benar atau tidak?

- Seberapa besar pengaruhnya?

2. Tujuan strategis 

- Apa perubahan yang dituju dari isu di atas? 

- Kompetensi seperti apa yang hendak dicapai oleh peserta didik?

3. Indikator 

- Kondisi apa yang harus ada? 

- Bisa dicapai atau tidak? 

- Bagaimana cara memperbesar aset? 

- Bagaimana memanfaatkan kondisi eksternal?


Isu strategis, tujuan strategis, dan indikator di atas akan memunculkan rekomendasi program-program (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila/P5) yang dibutuhkan untuk peserta didik. Contoh: daerah Jepara lebih membutuhkan tenaga kerja untuk mengukir. 


Sebelumnya: Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan

Selanjutnya: Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka

 

Link materi lengkap: ​https://bit.ly/materiikmkesetaraanthp1 


Daftar materi: 

1. Tahap 1 Webinar Bimtek Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan - Cirebon, 7 Juli 2022

2. Regulasi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka 

3. Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

4. Desain Kurikulum Operasional (KOS) Satuan Pendidikan Kesetaraan 

5. Analisis Konteks Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

6. Pemetaan SKK dan Penjadwalan di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka 

7. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Kesetaraan Kurikulum Merdeka